Sabtu, 04 Juli 2015

Lelaki Itu




Pulang kerja menyusuri jalan masuk ke arah rumah gue, letih terasa apalagi ini bulan puasa, lengkap sudah.  Lelaki mistirius itu masih berada di salah satu TPU ujung kampung, ini sore ke tiga gue lewat, berarti sudah 3 hari dia di situ. Dan sudah tiga kali juga mata kami beradu, tatapanya dingin, namun senyumnya bersahabat. Gue juga membalas senyumnya namun tidak menatap matanya takut kena guna guna wak waw.., gak enak masak dia senyum gue manyun. 

Apa yang dilakukan? Pertanyaan yang mesti berpikir menduga duga apa yang pemuda itu lakukan di makam selama ini, ah biasanya bulan puasa begini banyak yang datang ke makam, mungkin sedang mendoakan orangtuanya yang di makamkan di situ, bathinku menjawab. Apa dia kurang waras, baju dan celana yang dikenakan tetap sama, kemeja kotak kotak warna biru dan celana jeans butut, sekilas wajahnya terlihat pucat namun tetap ganteng.Jiahhh...Bodo ah sodara bukan temen juga kagak, melangkah menuju rumah di ujung sana.

Sepulang taraweh temen gwa semasa SMA  telepon ingin bertemu, rumahnya di kampung sebelah namanya Iyam cantik bergaya tomboy . Kami duduk di teras untuk mencari angin. ..khok angin dicari, ya ngademlah di dalam gerah, lagian lebih bebas kalau ngobrol di luar gak ganggu orang rumah. Ngobrolin ketika SMA dulu sampe masalah kerja, dan segala apalah ampe ketawa lepas garing banget suara tawa kami memecah keheningan malam. 

Suasana semangkin seru ketika gwa punya ide buat sms temen-temen cowok yang gue kenal, kali ada yang nyangkut.. "hahaha" tawa girang. gue ambil handphone trus gue tulis pesan "Hai malem, lagi ngapain nih?" pesan ini gue kirim ke 10 contac cowok-cowok semasa SMA yang gue kenal. Dalam hitungan menit gue udah dikagetkan dengan bunyi hape gue. "tiiit... tiiit..." bunyi hape gue. "gila! cowok-cowok respon banget sama sms gue, jangan-jangan ada yang suka sama gue dari dulu" pikir gue dalam hati. gue buka smsnya, terus gue baca isinya: "ini nomor baru mama 083547887, kirimin mama pulsa 20ribu penting" "sial! gua berharap pujaan malah penipuan yang sms!!!" Kami tertawa mangkin heboh... tiba-tiba dari dalam rumah "berisik! mama lagi tidur...!!" bentak mama gue yang beneran dari dalem rumah. 

Tawa sejenak menghilang, bukan karena mama, tapi nampak di di jalan seorang pemuda lari tergopoh seakan di kejar maling, belum hilang terkejut kami, pemuda tersebut masuk ke halaman rumah gue dan langsung duduk berhadapan dengan kami " Mbak bantu saya.. ", katanya berbisik terengah deru napasnya masih tak beraturan. Iyam diam melongo, pasti di sangkanya gue kenal jadi dia gak banyak protes.

Dug, jantung gwa berdetak gak karuan...wajah itu ya, wajah pemuda yang ada di makam belakangan ini... Tiba-tiba Pemuda itu menangis, ini membuat gue dan Iyam bingung. sepertnya ini adalah masalah yang sangat serius. 

" Mbak, saya gak banyak waktu dan harus pergi lagi, saya titip ini," katanya sambil mengeluarkan kantong keresek dari dalam tasnya.
" Saya percaya sama mbak..saya pamit," . lanjutnya tanpa meminta jawaban dari kami, dan langsung kabur secepat bayangan. Tinggal gue dan Iyam bengong, namun seakan tak berdaya. Sejenak kami saling pandang seakan sepakat untuk membuka bungkusan dalam kantong keresek tersebut. Belum sempat kami membuka, dari kejauhan nampak ada tiga orang setengah berlari, salah satu menghampri kami.
 " Punten nenk, lihat ada orang lari lewat sini tadi?"
 " Ya pak ke arah sana.." Berbarengan kami menjawab , itu naluri kejujuran.
 " Makasih nenk.."
Ketiganya langsung berlari ke arah di mana pemuda tersebut menghilang di telan gelapnya rembulan.
Dan kembali kami bertatapan. “ Buka , takut barang terlarang, kena maslah kita,” kata Iyam.
“ Ia..kalau ini bungkusan uang? “ tebak gwa,
“ Masalah juga , coba kalua uang hasil dia ngerampok?”
Betul juga, ya dah langsung kami buka bungkusan itu.
Kami terkejut, betapa tidak?
BERSAMBUNG...

Kamis, 02 Juli 2015

Gerakan Ilahi

Foto Ilustri : Sumber Google

Siang ini cuaca sangat panas terasa, bikin haus di saat menjalani ibadah puasa, angkot yang saya tumpangi saling menyalip untuk berebut penumpang. Akang sopir masih mudah dan terkesan gaya urakan terlihat dari tampang dan pakaian yang dia kenakan. Tampak dari kejauhan di tepi jalan ada ibu dengan  3 orang  anak remaja berdiri di tepi jalan. Namun herannya sudah dua angkot yang ada di depan angkot yang saya tumpangi, berhenti namun penumpang tersebut tidak naik sepertinya menawar harga yang tidak sepakat.  Angkot berhenti mendadak membuat para penumpang berpegangan pada apa yang bisa di pegang.

“ Pelan pelan donk , kang...” tegur pemuda di pojok belakang.
“ Ia, kalau celaka gimana?,’’ timpal ibu di sebelah saya
Si akang supir hanya tersenyum kecut.

Ketika angkot yg kami tumpangi berhenti, si ibu bertanya: “Dik, lewat terminal bis ya?”, akang sopir menjawab “ya”.

Si ibu tidak segera naik. Ia bilang “ Tapi saya dan ke 3 anak saya tidak punya ongkos.”
Sambil tersenyum, supir itu menjawab “Gak pa-pa bu, naik saja”, si ibu tampak ragu2, supir mengulangi perkataannya “ayo bu, naik saja, gak pa-pa ..”

Saya terpesona dengan kebaikan Supir angkot yang bertampang urakan tapi masih muda itu, di saat jam sibuk dan angkot lain saling berlomba untuk mencari penumpang dan uang, tapi si Supir muda ini merelakan 4 kursi penumpangnya untuk si ibu dan anak-anaknya, GRATIS sedekah.

Sampai di terminal bis, 4 orang penumpang gratisan ini turun. Si Ibu mengucapkan terima kasih kepada Supir.

Di belakang ibu itu, seorang penumpang pria yang barusan menegur marah turun lalu membayar dengan uang Rp . 50 ribu. Ketika supir hendak memberi kembalian (ongkos angkot hanya Rp.5  ribu) Pria ini bilang bahwa uang itu untuk ongkos dirinya serta 4 orang penumpang gratisan tadi.

“Terus jadi orang baik ya, Dik ” kata pria tersebut kepada sopir angkot muda itu... Sore itu saya benar-benar dibuat kagum dengan kebaikan-kebaikan kecil yang saya lihat. Seorang Ibu miskin yangg JUJUR, seorang Supir yang BAIK HATI dan seorang penumpang yang DERMAWAN.

Ada gerakan yang sangat besar di balik semua itu, gerakan sang Ilahi.Mereka saling mendukung dalam kebaikan. Andai separuh saja bangsa kita seperti ini, maka dunia akan takluk oleh kebaikan kita. Teruslah berbuat baik, sekecil apapun ketulusan yang kita perbuat tentunya sangat berarti untuk lain.....***